Distribusi dan Jumlah
Makanan dalam Resepsi Pernikahan
“Menu
pondokan (foodstall) dalam sebuah resepsi pernikahan sekarang ini lebih banyak
diburu oleh para tamu yang hadir ketimbang menu buffet.” Itu adalah kalimat yang ambil dari salah
satu artikel tentang hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mempersiapkan suatu pesta pernikahan yang
sukses dalam arti memuaskan semua pihak yang terlibat ( pengundang dan yang
diundang ).
Siapakah
yang lebih memburu makanan pondokan dan
siapakah mereka yang memburu
makanan buffet ? Tampaknya
‘pesta perkawinan’ tidak bisa digeneralisasikan semudah itu; unsur budaya daerah juga harus masuk dalam dalam arti dimana anda menyenggarakan pesta
tersebut. Unsur lain yang perlu masuk pertimbangan adalah sebagian besar
undangan anda adalah golongan usia berapa ?
Andaikan
para tamu anda nanti adalah kelas menengah ke atas yang telah mulai mengurangi
makanan padat dalam bentuk nasi; entah
karena tidak biasa atau sengaja menjauhi nasi karena sesuatu hal mungkin
pendapat di atas adalah benar; tetapi kalau tamu anda nanti adalah mereka
menengah ke bawah yang masih mengutamakan makan nasi maka pendapat tersebut
menjadi tidak benar.
Selama
ini saya
menangani urusan penyediaan makanan untuk pesta pernikahan di
daerah Jawa Barat khususnya Kota Bandung
yang mengutamakan “nyugemakeun” tamu ..
Dengan demikian, ketersediaan makanan dalam bentuk apapun; tetapi terutama buffet adalah yang utama agar para tamu menjadi
‘sugema’. Tentu saja, pendapat diatas jadi kurang pas..
bagaimanapun dalam resepsi pernikahan menu utamanya adalah menyediakan makan
prasmanan ( buffet ) dan yang lainnya dalah hanya pelengkap; pada saat berlangsungnya pesta .. apabila
makanan pondokan habis tidak dianggap sebagai aib tetapi lumrah; lain halnya apabila makanan prasmanan (
buffet ) yang habis maka pemangku hajat
serasa mendapatkan aib yang besar.
Unsur
usia tamu anda juga mempengaruhi pertimbangan penyediaan makanan; apabila
sebagian besar adalah mereka yang masih
berusia muda; maka mungkin pendapat di atas masih bisa dianggap pas.
Pertimbangan
para tamu menyerbu makanan pondokan biasanya lebih kepada penuh atau antrian yang
panjang untuk mengambil makanan prasmanan sehingga mereka beralih ke makanan pondokan.
Satu
hal yang ingin saya tambahkan adalah
memperhitungkan bahwa jumlah tamu yang hadir tidak akan sesuai dengan
jumlah undangan yang disebarkan … anda
perlu mengkaji kembali siapa diri anda dan niat anda; saya meyakini bahwa perilaku keseharian anda mempengaruhi jumlah
undangan yang akan hadir .. seandainya anda dikenal sebagai orang yang selama
ini baik dan dihargai orang; maka kemungkinan besar para undangan anda akan
berusaha untuk menyempatkan diri menghadiri undangan anda. Niat anda untuk ‘tasyakuran’ jangan dipengaruhi oleh
pertimbangan-pertimbangan negative; andai anda berniat menjamu 1.000 orang maka sediakan makanan
untuk sejumlah tersebut. Keuntungannya
anda akan terhindar dari aib kehabisan makanan apabila ternyata di luar dugaan
mereka yang tidak anda perhitungkan tiba-tiba merasa harus menghadiri pesta
anda karena penghormatannya terhadap anda sekeluarga.
Berdasarkan
pertimbangan hal-hal tersebut di atas; sebaiknya apabila anda ingin pesta yang
sukses dalam arti memuaskan semua pihak
maka pesanlah makanan sesuai dengan jumlah undangan untuk jenis
prasmanan .. dan andai anda memperhitungkan semua tamu merasa puas setelah
mencicipi maksimal dua jenis pondokan; maka jumlah porsi pondokan harus dua
kali jumlah undangan yang diperkirakan akan hadir. Apabila jumlah tamu undangan anda adalah
1.000 orang maka jumlah total pondokan
harus 2.000 porsi; tentu saja porsi ukuran pesta; misalnya mie kocok
dalam ukuran 1 porsi normal bisa diperhitungkan menjadi 2 porsi dalam ukuran
pesta.
Dalam
adat Sunda .. umumnya pemangku hajat
adalah keluarga mempelai perempuan .. pihak keluarga mempelai pria biasanya
hanya menyebutkan jumlah yg relative kecil
dalam mengemukakan jumlah saudara ayang akan turut mengantar pengantin;
sekali lagi kenali lagi siapa anda karena bisa saja jumlah rombongan mempelai
pria tiba-tiba membengkak .. maka apabila anda menyiapkan makanan yang pas2an
atau bahkan telah dikurangi dari jumlah undangan kemungkinan anda tidak
memiliki persediaan makanan untuk hal-hal yang tak terduga tersebut.
Selama
ini pihak panitia biasanya telah
menunjuk seseorang sebagai pengawas konsumsi yang akan mengontrol sisa makanan
yang tersedia .. andai tersedia sisa makanan dalam jumlah banyak
maka kepuasan anda akan bertambah karena setelah pesta anda bisa membagikan
makanan ke saudara atau tetangga dekat;
akan lebih baik ketimbang anda merasa tidak tenang duduk pelaminan karena was was takut makanan kurang.
Bandung, 20 Februari 2012